ASUHAN KEBIDANAN KB IUD
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Jumlah
penduduk yang besar dan kurang serasi, selaras dan seimbang dengan daya tamping
lingkungan dapat mempengaruhi segala segi pembangunan dan kehidupan masyarakat,
sedangkan jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan salah satu modal
dasar dan faktor dominan bagi pembangunan nasional.
Data
badan koordinataor keluarga berencana nasional (BKKBN) tahun 2010, penduduk
Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak keempat di dunia. Dari
segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2% pengguna kontrasepsi suntik,
28,1% pengguna kontrasepsi pil, 18,8% pengguna IUD, 14,2% pengguna implant,
5,5% sterilisasi, dan 1,0% pengguna kontrasepsi lain.
Pada
umumnya masyarakat masih merasa takut untuk menggunakan AKDR, karena metode
pemasangannya yang menggunakan berbagai macam alat-alat medis yang diperlukan.
Sehingga menimbulkan rasa takut pada sebagian dari masyarakat yang akan
menggunakannya (saifuddin, 2006).
Kita
ketahui bahwa sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi yang
benar-benar 100% ideal/sempurna. Setiap metode kontrasepsi memiliki keunggulan
dan kelemahan, pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi
umumnya masih dalam bentuk cafetarian atau supermarket, dimana calon akseptor
memilih sendiri kontrasepsi tidak ada satupun metode yang sesuai untuk semua
pemakaian, dan sebagaian tertentu seyogyanya tidak digunakan oleh sekelompok
tertentu karena ada kontraindikasi
(Hartanto, 2013).
Peran
bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana salah
satu kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE untuk memberikan
gambaran tentang berbagai macam metode alat kontrasepsi sehingga klien
dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi yang diyakini (Manuaba, 2010).
Berdasarkan
latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberikan Asuhan Kebidanan Pada
Akseptor Kontrasepsi IUD/AKDR.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu
menerapkan asuhan kebidanan yang komperhensif pada calon akseptor kontrasepsi
IUD sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian Helen
Varney dengan pendekatan managemen kebidanan.
1.2.2
Tujuan Khusus
Dalam melaksanakan praktik ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1.
Mahasiswa mampu melakukan
pengkajian data yaitu data subyektif dan obyektif pada Ny. R P10001 Akseptor
suntik ganti metode IUD
2.
Mahasiswa mampu
mengidentifikasi diagnosa kebidanan pada Ny. R P10001
Akseptor suntik ganti metodeIUD
3.
Mahasiswa mampu
mengidentifikasi diagnosa potensial pada Ny. R P10001
Akseptor suntik ganti metodeIUD
4.
Mahasiswa mampu melakukan
antisipasi dan tindakan segera pada Ny. R P10001
Akseptor suntik ganti metodeIUD
5.
Mahasiswa mampu
mengembangkan rencana menyeluruh pada Ny. R P10001
Akseptor suntik ganti metodeIUD
6.
Mahasiswa mampu
melaksanakan tindakan berdasarkan rencana pada Ny. R
P10001 Akseptorsuntik ganti metodeIUD
7.
Mahasiswa mampu
mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny. R P10001
Akseptor suntik ganti metodeIUD
1.3
Ruang Lingkup
Berdasarkan keterbatasan pengetahuan dan referensi
maka penulis hanya membatasi pada asuhan kebidanan pada Ny. R P10001 Akseptor suntik ganti metode IUD di Puskesmas Merakurak
1.4
Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan metode :
a. Observasi
: mengadakan pengamatan secara langsung kepada klien untuk mendapatkan data
yang benar dan obyektif.
b. Study
kepustakaan : mencari informasi melalui beberapa sumber yang berasal dari
literatur yang menjadi landasan teori.
c. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk melengkapi data
1.5
Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. R P10001 Akseptor Baru KB IUD di Puskesmas
Merakurak
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang lingkup
1.4 Metode penulisan
1.5 Pelaksanaan
1.6 Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dasar teori
2.2 Konsep dasar proses asuhan kebidanan
BAB III : TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa/masalah
3.3 Diagnosa dan masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep
Dasar Kontrasepsi
2.1.1
Definisi
Keluarga berencana adalah
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur internal diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
melahirkan dalam hubungannya dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak
dalam keluarga (Handayani, 2010).
Keluarga Berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan kehamilan dengan
memakai kontrasepsi (Hartanto, 2005).
Menurut WHO (expert committe, 1970),
tindakan yang membantu individu/ pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga (Hanafi Hartanto, 2013).
2.1.2
Macam-macam Metode Kontrasepsi
1. Metode Sederhana
2. Metode Keluarga Berencana Alamiah
(KBA)
3. Metode Kalender
4. Metode Suhu Basal
5. Senggama Terputus (coitus interuptus)
6. Metode Barier (kondom)
7. Spermisida
8. Metode Modern
1) Pil (kombinasi dan progestin)
2) Suntikan (kombinasi dan progestin)
3) Implan/AKBK
4) IUD/AKDR
5) MOW
6) MOP
2.2 Konsep Dasar Kontrasepsi IUD
2.2.1 Definisi
IUD atau AKDR adalah bahan inert sitetik (dengan
atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk
dipasangkan kedalam rongga rahim untuk menghasilkan efek kontrasepsi
(Saifuddin, AB, 2006).
Menurut BKKBN (2004) adalah alat pencegahan
kehamilan yang dipasang oleh dokter atau bidan didalam Rahim wanita melalui
vagina.
2.2.2 Jenis-jenis kontrasepsi IUD
1.
IUD yang terbuat dari plastic
(Lippes loop) atau baja anti karat (cincin cina), mempunyai tingkat kegagalan
tahun pertama yang tertinggi (2-6 perwanita).
2.
IUD berkandungan obat, yakni
hormone steroid seperti IUD progestasert yang mengandung progesterone dan yang
baru dikembangkan IUD Levo Nova mengandung levonorgestrel, mempunyai tingkat
kegagalan sedang (1-3 per 100 wanita).
3.
IUD berkandungan tembaga, seperti
Cooper T (CuT 380A dan 200C), multiload (MlCu250 dan 375) dan Nova T, mempunyai
tingkat kegagalan 1 atau kurang. (Handayani, 2010)
2.2.3 Mekanisme Kerja AKDR
1.
Menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopi
2.
Mempengaruhi fertilitas sebelum
ovum mencapai kavum uteri
3.
Mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan dan mengurangi fertilitas
4.
Memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur dalam uterus. (Saifuddin, 2006)
2.2.4 Indikasi Pemasangan IUD
Menurut Saifuddin, AB (2006), yang
dapat menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Resiko rendah IMS (Infeksi Menular
Seksual)
c. Tidak menghendaki metode hormonal
d. Keadaan nulipara : perempuan yang
belum pernah melahirkan anak
e. Menginginkan menggunakan kontrasepsi
jangka panjang
f.
Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
g. Pasca melahirkan dan tidak menyusui
bayinya
h. Pasca abortus dan tidak terlihat
adanya infeksi
i.
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
k. Perokok, sedang menyusui, gemuk atau
kurus
l.
Sedang memakai antibiotic atau anti kejang
m. Penderita tumor jinak payudara,
hipertensi, diabetes, penyakit tiroid, dll
2.2.5
Kontraindikasi Pemasangan IUD
Menurut Saifuddin. AB (2006) yang
tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah :
1) Sedang hamil (diketahui hamil atau
kemungkinan hamil).
2) Perdarahan vagina yang tidak
diketahui.
3) Sedang menderita infeksi alat
genital (vaginitis, servisitis).
4) Tiga bulan terakhir sedang
mengalami/ menderita PRP atau abortus
septic.
5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal
atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
6) Penyakit trofoblas ganas.
7) Diketahui menderita TBC pelvik.
8) Kanker alat genital.
9) Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm.
2.2.6 Keuntungan IUD
Menurut Saifuddin, AB (2006),
keuntungan IUD meliputi :
a) Metode jangka panjang (10 tahun
proteksi dari Cu T-380A dan tidak perlu diganti).
b) AKDR dapat efektif segera setelah
pemasangan.
c) IUD dapat efektif segera setelah
persalinan.
d) Sangat efektif karena tidak perlu
lagi mengingat – ingat.
e) Meningkatkan kenyamanan seksual
karena tidak perlu takut untuk hamil.
f) Tidak ada efek samping hormonal
dengan Cu T-308A.
g) Tidak mempengaruhi kualitas dan
produksi ASI.
h) Dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
i) Dapat digunakan sampai menopause (1
tahun atau lebih setelah haid terakhir).
j) Tidak ada interaksi dengan obat–obatan.
k) Membantu mencegah kehamilan ektopik
2.2.7 Kerugian IUD
Menurut Anna, Glasier (2005),
kerugian IUD adalah :
1. Sinkop vasovagal atau pusing saat pemasangan IUD.
Sinkop dapat terjadi selama atau sesaat
setelah pemasangan IUD.Diduga penyebabnya adalah nyeri yang berlebihan.
2. Bercak darah dan kram abdomen
sesaat setelah pemasangan.
Bercak darah atau perdarahan serta haid yang lebih berat
dari pada biasa umum terjadi selama bulan–bulan pertama.
3. Kram, nyeri punggung bagian bawah
atau kedua keadaan tersebut terjadi secara bersamaan selama beberapa hari
setelah pemasangan IUD.
4. Wanita biasanya mengalami kram
dengan jumlah yang berbeda–beda setelah pemasangan IUD. Kram terjadi bila
uterus mengalami kontraksi dalam upaya mengeluarkan IUD.
5. Disminorhe terutama yang terjadi selama satu sampai tiga bulan pertama
setelah pemasangan IUD.
Disminorhe selama satu sampai tiga bulan
pertama setelah pemasangan IUD adalah umum terjadi. Keadaan tersebut akan
bertambah berat pada wanita yang sebelumnya sudah mengalami disminorhe.
6. Anemia
Kejadian anemia dapat
terjadi karena adanya gangguan pola menstruasi seperti perdarahan menstruasi
yang lebih banyak dari biasanya.
7. IUD terlepas spontan
Benang IUD dapat hilang karena benang IUD terlalu pendek dan
masuk seluruhnya kedalam cerviks karena
alat tersebut kembali kebentuk semula.
8. Kehamilan, baik IUD masih tertanam
dalam endometrium atau setelah IUD
terlepas spontan tanpa diketahui.
Adapun resiko terhadap kehamilan dengan IUD masih tertanan
dalah endometrium yaitu infeksi intrauterus, sepsis, aborsi, spontan, aborsi
sepsis spontan, plasenta previa dan persalinan
premature.
9. Kehamilan ektopik
Pemakaian IUD tidak menyebabkan kehamilan ektopik, tetapi karena IUD bekerja
dengan cara mengganggu perlekatan hasil pembuahan dalam Rahim, maka bila
terjadi kehamilan akan cenderung kearah kehamilan ektopik.
10. Penyakit inflamasi uterus atau PID
PID biasanya berkaitan dengan masuknya
organisme pada saat pemasangan IUD dan tidak diakibatkan oleh IUD itu sendiri
(Helen, Varney. 2006).
11. Tidak mencegah terhadap IMS atau HIV/ AIDS.
12. Tidak baik digunakan pada wanita
yang sering berganti pasangan.
13. IUD tidak dianjurkan untuk wanita
yang sering berganti pasangan karena IUD tidak mencegah IMS atau HIV/AIDS.
14. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan
pelviks diperlukan dalam pemasangan
IUD.
Prosedur medis seperti pemeriksaan pelviks diperlukan untuk mengetahui adanya kontraindikasi
pemasangan IUD.
15. Perempuan harus memeriksa posisi
benang IUD dari waktu kewaktu.
Pemeriksaan benang secara teratur dari waktu kewaktu
bertujuan untuk mengetahui dan memastikan bahwa IUD masih dalam posisi yang
benar (Saifuddin, AB,2006).
2.2.8 Pemasangan IUD
Waktu pemasangan IUD yang baik
adalah dalam keadaan :
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang
dapat dipastikan klien tidak hamil.
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus
haid.
3) Segera setelah melahirkan, selama 48
jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila
menggunakan Metode Amenore Laktasi (MAL). Perlu diingat angka ekspulsi tinggi
pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan.
4) Setelah menderita abortus (segera
atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
5) Selama 1 sampai 5 hari setelah
senggama yang tidak dilindungi.
2.2.9
Pelepasan IUD
Menurut
Helen, Varney (2006) pengeluaran IUD dilakukan atas berbagai indikasi :
1) IUD telah kadaluarsa atau masa
pemakaian IUD habis
2) Atas permintaan suami
3) Transklokasi IUD
4) Tukar atau pindah cara kontraseosi
lain.
5) Indikasi medis :
a) Perdarahan yang hebat atau berlangsung
lama.
b) Nyeri hebat.
c) Hamil dengan IUD insitu.
d) Peradangan panggul.
e) Infeksi dan sebagainya.
2.2.10
Periksa Ulang IUD
Menurut
Saifuddin, AB (2006), menyatakan jadwal pemeriksaan ulang IUD adalah :
1) Setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan
IUD.
2) Selama bulan pertama mempergunakan
IUD, periksalah benang IUD secara rutin terutama setelah haid.
3) Setelah bulan pertama pemasangan,
hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami :
a) Kram atau kejang di perut bagian
bawah
b) Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
c) Nyeri setelah senggama atau apabila
pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.
4) Copper T-380A perlu di lepas setelah
10 tahun pemasangan, tetapi dapat di lakukan lebih awal apabila diinginkan.
5) Kembali ke klinik apabila :
a) Tidak dapat meraba benang IUD
b) Merasakan bagian yang keras dari IUD
c) IUD terlepas
d) Siklus terganggu atau meleset
e) Terjadi pengeluaran cairan dari
vagina yang mencurigakan
2.3 Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan Menurut Varnay
I.
Pengkajian
A. Data
Subyektif
1. Identitas
Nama : Untuk membedakan dengan klien lain
Umur : Untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan
dan tindakan yang dilakukan
Bangsa/Suku : Untuk mengetahui adat istiadat yang dianut
Agama : Untuk membantu memberikan asuhan yang tidak
menyimpang agama dan membantu melaluibimbingan spiritual
Pendidikan : Untuk menjalin
komunikasi dan motifasi yang diperlukan petugas agar bisa diterima sesuai
dengan tingkatan kemampuan klien
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial
ekonomi klien agar nasehat yang akan diberikan sesuai
Alamat : Untuk
mengetahui keadaan sehari-hari klien
No. Register : Untuk membedakan dengan klien lain melalui nomer Register
2.
Keluhan
Utama
a. Ingin
memakai kontrasepsi jangka panjang
b. Tidak
menghendki metode hormonal
c. Menyusui
yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
d. Pasca
melahirkan dan tidak menyusui bayinya
e. Pasca
abortus ingin menggunakan kontrasepsi
f.
Tidak menyukai untuk
mengingat-ingat minum pil setiap hari
g. Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
h. Sedang
memakai antibiotic atau anti kerja dan menginginkan kontrasepsi
i.
Penderita tumor jinak
payudara, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid dan menginginkan kontrasepsi
(Saifuddin, 2006)
3. Riwayat Menstruasi
Menarce,
siklus, lama = 5-8 hari, banyaknya, dismenorea dan fluoralbus.Tidak
diperkenakan pemakaian IUD/AKDR pada wanita yang mengalami perdarahan vagina yang
tidak diketahui sampai dapat di evaluasi (A.B. Saifuddin, 2006).
4. Riwayat kehamilan, persalinan,
dan nifas yang lalu
Untuk
mengetahui berapa kali ibu hamil, anak yang lahir hidup, persalinan premature,
keguguran, atau kegagalan kehamilan, persalinan, dengan tindakan, riwayat
perdarahan pada persalinan, riwayat masa nifas dan juga kontrasepsi.
5. Riwayat kesehatan / penyakit klien
IUD/AKDR tidak boleh dipakai oleh ibu yang memiliki riwayat :
a.
Perdarahan
vagina yang tidak diketahui
b.
Sedang
menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
c.
3
bulan terakhir sedang mengalami/menderita PRP/abortus septic
d.
Kelainan
bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
kavum uteri
e.
Penyakit
trofoblas ganas
f.
Diketahui
menderita TBC pelvic
g.
Kanker
alat genetal (Saifuddin, 2006)
6.
Riwayat
penyakit keluarga
Apakah
keluarga mempunyai penyakit menunlar,menahun maupun menurun seperti TBC,
hepatitis,DM, hipertensi, tumor, kanker, asma, jantung, epilepsy
7.
Pola
Kehidupan Sehari-hari
-
Nutrisi : tidak mempengaruhi IUD/AKDR
-
Eliminasi : tidak
mempengaruhi IUD/AKDR
-
Istirahat : tidak
mempengaruhi IUD/AKDR
-
Personal Hyegiene :
mengetahui tingkat hygiene ibu sehari-hari dan tiddak mempengaruhi IUD/AKDR
-
Aktivitas : tidak
mempengaruhi IUD/AKDR
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
Mengetahui kondisi
pasien apakah terjadi gangguan pada sistem didalam tubuh meliputi K/U, tendi,
nadi, suhu, respirasi, BB.
2.
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Apakah kulit kepala bersih, apakah
rambut rontok/ tidak.
Muka : Apakah
ada odem, conjungtiva merah muda atau tidak, sklera putih atau tidak.
Mulut : Apakah
gigi bersih/ ada karies, apakah ada stomatitis/ bibir kering/ lidah pucat.
Leher : Apakah
ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tyroid atau tidak.
Payudara : Apakah
ada pembesaran yang patologis/massa
Perut : Apakah
ada nyeri tekan/tidak, ada massa/tidak
Vulva : Apakah ada odem, kondilomata lata dan
akulimata
Anus : Apakah ada hemoroid atau tidak.
Ekstremitas : Apakah ada varises/ tidak, edema/ tidak.
II.
Interprestasi
Data
Dx : PAPIAH Calon akseptor baru KB IUD
Masalah : -
III.
Diagnose
Potensial
-
IV.
Kebutuhan
Tindakan Segera
Mencakup tentang tindakan segera untuk
menangani diagnose/masalah potensial
V.
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan terapeutik pada klien
R/ Pendekatan pada klien dan akan tercipta
kepercayaan dengan petugas kesehatan anjurkan klien tidak melakukan pekerjaan
yang terlalu berat
2. Jelaskan
hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan
R/ Agar ibu mengetahui tentang status
kesehatannya
3. Jelaskan
keuntungan dan kerugian KB IUD
R/ Agar ibu dapat menentukan kontrasepsi
yang diberikan
4. Berikan
inform consent pemasangan IUD
R/ Digunakan sebagai pelindung hokum bagi
tenaga medis dan klien
5. Menganjurkan
ibu untuk mengokongkan kandung kemih
R/ Untuk memudahkan proses pemasangan
6. Menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan IUD/AKDR :
- AKDR - Handscon steril
- Speculum - Korentang
- Lampu
sorot - Cucing
- Tampontang - Cairan klorin 0,5%
- Tenakulum - Gunting mayo
- Kasa
depress - Kapas DTT
R/
Untuk memudahkan proses pemasangan
7. Melakukan
pemasangan IUD sesuai prosedur pemasangan
R/ Pemasangan sesuai dengan standar
prosedur
8. Melakukan
dokumentasi asuhan yang telah diberikan
R/ Sebagai data dan bukti telah dilakukan
pemasangan
9. Follow
up 2 minggu lagi/jika ada keluhan
R/ Mengontrol kembali keadaan IUD/AKDR dan
kondisi ibu
VI.
Implementasi
Pelaksanaan merupakan implementasi dari
rencana asuhan kebiadanan yang telah dibuat
VII.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai
keberhasilan dari seluruh asuhan yang telah diberikan
BAB
III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
DATA
Tanggal : 16-03-2018 Jam
: 09.00 WIB Oleh : Dewi Putri H.
A.
Data
Subyektif
1. Identitas
Nama
klien : Ny. “R” Nama
suami : Tn. “S”
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Swasta
Alamat : Latsari,Tuban
2. Keluhan
utama
Ibu mengatakan ingin
menggunakan KB IUD
3. Riwayat
Menstruasi
Siklus menstruasi : + 28 hari Menarche :
13 tahun
Lama : +7- 8 hari Warna : Merah segar
Disminore : Tidak ada HPHT : 26- 03- 2018
4. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
|
Suami ke
|
UK
|
Jns.
Pers
|
Penol
|
Penyul
|
Jns Kel
|
BB/PB
|
Meneteki
|
H/M
|
KB
|
1
|
1
|
9 bln
|
Spt.
B
|
Bidan
|
-
|
L
|
3300/50
|
Ya
|
2
tahun
|
suntik
|
5. Riwayat
Kesehatan
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit menurun, menular dan menahun seperti Jantung,
DM, Asma, TBC, HIV, tumor,
kanker, IMS, hepatitis, hipertensi dll.
6. Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular, menahun dan menurun seperti jantung, asma, TBC, DM,
HIV, hipertensi, IMS, kanker, tumor, hipertensi dll
7. Pola
kehidupan sehari-hari
- Nutrisi : ibu mengatakan makan 3 kali sehari
dengan porsi sedang dan minum 6-7 gelas sehari
- Eliminasi
: ibu mengatakan BAB 1kali sehari
setiap pagi dan BAK 5-6 kali sehari
- Istirahat
: ibu mengatakan tidur siang 1-2
jam dan tidur malam 6-8 jam
- Aktivitas
: ibu mengatakan mengerjakan
pekerjaan rumah
B.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
Kesadaran : Composmentis KU : Baik
TB/BB : 150 cm/56 kg TD :
110/70 mmHg
Nadi : 80
x/menit Suhu : 36,6°C
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan
Fisik
Kepala : kulit kepala bersih dan rambut tidak
rontok
Muka : tidak oedema, tidak pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda
Mulut : tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
Payudara : simetris, putting susu menonjol, tidak ada
benjolan
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Vulva
: tidak odema, warna kehitaman,
tidak ada luka parut, tidak ada varises, keluaran darah nifas
Anus
: tidak ada hemoroid
Ekstrimitas
: atas/bawah tidak oedem ka/ki, tidak
ada varises
II. INTERPRESTASI DATA
Dx : P10001 Akseptor suntik ganti
metode IUD
Do : KU : Cukup
TD : 110/70 mmHg
N : 80
x/menit
S : 36,5 °C
RR : 20 x/menit
Masalah : -
III.
IDENTIFIKASI
DAN DIAGNOSA MASALAH
-
IV.
KEBUTUHAN
SEGERA
-
V.
INTERVENSI
Tanggal : 16-03-2018 Jam : 09.30 WIB
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Cuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan
|
Agar
terhindar dari infeksi
|
2
|
Lakukan
pendekatan dan jalin komunikasi dengan baik
|
Agar
ibu kooperatif dengan petugas
|
3
|
Lakukan
Konseling Pra pemasangan
|
Agar ibu
mengerti dan faham
|
4
|
Jelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
|
Agar
ibu mengetahui tentang keadaannya
|
5
|
Jelaskan
keuntungan dan kerugian KB IUD
|
Agar
ibu dapat menentukan kontrasepsi yang digunakan
|
6
|
Berikan
inform consent pemasangan KB IUD
|
Digunakan
sebagai perlindungan hukum bagi tenaga medis dan pasien
|
7
|
Menganjurkan
ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
|
Untuk
memudahkan proses pemasangan
|
8
|
Menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan IUD/AKDR
|
Untuk
memudahkan proses pemasangan
|
9
|
Melakukan
pemasangan IUD sesuai prosedur pemasangan
|
Pemasangan
sesuai dengan standar prosedur
|
10
|
Menganjurkan
ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu setelah pemasangan atau jika ada keluhan
|
Untuk
mengontrol kembali keadaan IUD/AKDR dan kondisi ibu
|
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam
|
Implementasi
|
16-03-2018
09.35 WIB
|
1. Mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
|
2. Menjalin
komunikasi yang baik dengan ibu dan keluarga
|
|
3. Menjelaskan
KB IUD di pasang di dalam rahim alatnya dari tembaga yang berbentuk kecil
yang dimasukan kedalam rahim, pada saat pemasangan sedikit nyeri.
|
|
4. Menjelaskan
kepada ibu bahwa keadaan ibu saat ini baik
|
|
5. Menjelaskan
keuntungan dan kerugian KB IUD :
Keuntungan :
·
Kontrasepsi jangka
panjang
·
Tidak mempengaruhi
hubungan seksual
·
Dapat dipasang setelah
melahirkan/sesudah abortus
·
Dapat digunakan sampai
menopaus
·
Tidak ada intraksi
dengan obat
·
Membantu mencegah
kehamilan ektopik
Kerugian
:
·
Perubahan siklus haid
·
Haid lebih lama dan
banyak
·
Saat haid lebih sakit
·
Spoting
|
|
6. Memberikan
inform consent pemasangan IUD
|
|
7. Menganjurkan
ibu untuk mengosongkan kandung kemih
|
|
8.
Menyiapkan alat :
·
IUD
·
Handscoen
·
Speculum
·
Korentang
·
Cucing
·
Sonde
·
Tampontang
·
Tenakulum
·
Gunting mayo
·
Kasa depress
·
Kapas DTT
·
Betadine
·
Cairan klorin 0,5%
·
Lampu sorot
|
|
9.
Melakukan pemasangan
IUD sesuai prosedur pemasangan
-
Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir
-
Memakai sarung tangan
steril
-
Menyiapkan IUD
-
Memasukkan speculum,
mengusap vagina dan serviks menggunakan larutan antiseptic
-
Menjepit porsio dengan
tenakulum
-
Memasukkan sonde uterus
dengan menggunakan teknik tanpa sentuh
-
Memasang IUD
-
Membuang bahan-bahan
habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas sarung tangan
-
Melakukan dekontaminasi
asuhan yang telah diberikan IUD telah terpasang sesuai prosedur
-
Melakukan dokumentasi
asuhan yang telah diberikan, asuhan telah didokumentasi
|
|
10. Menganjurkan
ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu
lagi/jika ada keluhan
|
VII.
EVALUASI
Tanggal : 16-03-2018
Jam
: 10.00 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti penjelasan
bidan
O
: KU :
Baik
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,5 °C
RR : 20 x/menit
A
: P10001 Akseptor suntik
ganti metode IUD
P
: Berikan HE tentang :
-
Cek benang setelah habis
BAK dengan posisi litotomi kemudian jari tngan masuk kedalam vagina.
-
Spoting
-
Perubahan siklus haid
-
Haid lebih lama dan
banyak
-
Saat haid lebih sakit
Berikan
Terapi :
- Asam
mefenamat 500 mg 3 x 1
Follow up 1 minggu lagi/jika ada
keluhan
Komentar
Posting Komentar