MAKALAH BAHASA INDONESIA : EYD
ANALISIS
KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN
DALAM BAHASA INDONESIA
DALAM BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Oleh
:
Bayinatun
Rohman Ningrum
NIM 15131149003
NIM 15131149003
Helen
Dana Wijayanti
NIM 15131149007
NIM 15131149007
Ina
Sholikhatin
NIM 15131149011
NIM 15131149011
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NAHDATUL ULAMA TUBAN
NOVEMBER 2015
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NAHDATUL ULAMA TUBAN
NOVEMBER 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
sesuai waktu yang telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di semester 1 tahun akademik 2015/2016.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Bapak H. Suntari, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
2. Ucapan terima kasih peneliti kepada semua sahabat yang telah banyak ....memberikan bantuan, dorongan serta motivasi sehingga makalah ini dapat ....terselesasikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di semester 1 tahun akademik 2015/2016.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Bapak H. Suntari, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah ini.
2. Ucapan terima kasih peneliti kepada semua sahabat yang telah banyak ....memberikan bantuan, dorongan serta motivasi sehingga makalah ini dapat ....terselesasikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Tuban, 1 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A.
Latar Belakang .......................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................................2
C.
Tujuan ..................................................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN ......................................................................................................3
A.
Penggunaan EYD yang Benar
.................................................................................3
B. Analisis
Kesalahan Penggunaan Ejaan ...................................................................10
C. Revisi
Kesalahan Penggunaan Ejaan .....................................................................13
BAB
III PENUTUP .............................................................................................................14
A.
Kesimpulan ..........................................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................15
LAMPIRAN ..........................................................................................................................16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan komunikasi dimulai dari hal yang ingin disampaikan oleh komunikator, kemudian dilanjutkan dengan mengolah gagasan atau hal yang disampaikan komunikator sehingga hal yang disampaikan komunikator tersebut dapat diterima oleh komunikan dengan tepat. Dengan demikian, sebagai alat komunikasi, bahasa Indonesia harus mampu menyampaikan maksud komunikator dengan tepat. Maksud atau amanat komunikasi ini bisa berupa informasi tentang fakta, peristiwa, ungkapan ide, pendapat, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Hal-hal itu dituangkan dalam aspek kebahasaan yang berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan.
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi dalam masyarakat Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa kegiatan komunikasi dimulai dari hal yang ingin disampaikan oleh komunikator, kemudian dilanjutkan dengan mengolah gagasan atau hal yang disampaikan komunikator sehingga hal yang disampaikan komunikator tersebut dapat diterima oleh komunikan dengan tepat. Dengan demikian, sebagai alat komunikasi, bahasa Indonesia harus mampu menyampaikan maksud komunikator dengan tepat. Maksud atau amanat komunikasi ini bisa berupa informasi tentang fakta, peristiwa, ungkapan ide, pendapat, perasaan, keinginan, dan sebagainya. Hal-hal itu dituangkan dalam aspek kebahasaan yang berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan.
Sebagai
bahasa yang hidup, bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi atau ragam-ragam,
yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam proses komunikasi (Sloka,
2006:118). Variasi-variasi tersebut sejajar, dalam pengertian tidak ada
yang lebih tinggi daripada yang lain. Salah satu variasi tersebut “diangkat”
untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu. Variasi tersebut dinamakan bahasa baku
atau standar. Variasi-variasi yang lain, yang disebut variasi nonbaku atau
nonstandard, tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai
alat komunikasi dalam situasi yang tidak resmi.
Bahasa
Indonesia yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa baku.Sebagai
bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan
ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya
meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata
bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan
aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu,
kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan. Dengan demikian, bahasa yang digunakan harus sesuai
kaidah-kaidah kebahasaan termasuk dalam penggunaan ejaan. Kesalahan penggunaan bahasa
bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda antara orang yang satu dengan yang
lainnya.
Oleh karena itu, melihat pentingnya penggunaan
ejaan dengan tepat seperti yang telah disampaikan diatas, maka dalam makalah
ini penulis akan memaparkan tentang analisis kesalahan penggunaan ejaan.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimana
penggunaan EYD yang benar?
2. Kesalahan
apa sajakah yang sering ditemukan dalam penggunaan ejaan pada karya ilmiah?
3. Bagaimanakah
revisi dari kesalahan penggunaan ejaan yang sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui penggunaan EYD yang benar?
2. Untuk
mengetahui kesalahan yang sering ditemukan dalam penggunaan ejaan pada karya
ilmiah.
3. Untuk
mengetahui revisi dari kesalahan penggunaan ejaan yang sesuai dengan ejaan
bahasa Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Penggunaan
EYD yang Benar
- Pengertian
EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
- Ruang
lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :
1.
Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a.
Huruf Abjad
b.
Huruf Vokal
c.
Huruf Konsonan
d.
Huruf Diftong
e.
Gabungan Huruf
Konsonan
2. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
2)
Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur
nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, dan nama tempat.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang.
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama
geografi unsur nama diri.
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi,
kecuali terdapat kata penghubung.
11) Digunakan
sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
12) Digunakan
sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur
singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata
di dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata
depan dan kata penghubung.
b.
Penulisan Huruf Miring
Huruf
miring digunakan untuk :
1) Menuliskan
nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2)
Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
3. Penulisan Kata
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
Ada bebrapa hal yang pelru diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan) Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
-
Imbuhan semuanya
ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
-
Awalan dan
akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
-
Jika bentuk
dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata
itu ditulis serangkai.
-
Jika salah satu
unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.
3) Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-) Jenis jenis kata ulang yaitu :
- Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki : Lelaki
- Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya = Laki : Laki-laki
- Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
- Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya = Main : Bermain-main
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-) Jenis jenis kata ulang yaitu :
- Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya = Laki : Lelaki
- Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya = Laki : Laki-laki
- Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
- Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya = Main : Bermain-main
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris. Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima. Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris. Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
•
Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang
tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
• Secara
adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah
bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh
yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet,
manajemen, koordinasi, fungsi.
5.......Pemakaian Tanda Baca
-
Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
· Akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
· Akhir
singkatan nama orang.
· Akhir
singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
· Singkatan
atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus
atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
· Dipakai
untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
· Memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
· Dipakai
di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
· Tidak
dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan
tabel.
-
Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
· Antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
· Memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata tetapi atau melainkan.
· Memisahkan
anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.
· Digunakan
untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
· Memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
· Dipakai
diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan
tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
· Dipakai
di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan
angka.
· Dipakai
antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
· Menghindari
terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
· Dipakai
di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
· Dipakai
untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
· Tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
- Tanda
Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
Tanda tanya dipakai pada :
· Akhir
kalimat tanya.
· Dipakai
di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
- Tanda
Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
- Tanda
Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. üMemisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. üMemisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
- Tanda
Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
Tanda titik dua dipakai :
·
Sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
·
Pada akhir suatu
pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·
Di dalam teks
drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
·
Di antara jilid
atau nomor dan halaman
·
Di antara bab
dan ayat dalam kitab suci
·
Di antara judul
dan anak judul suatu karangan.
·
Tidak dipakai
apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
- Tanda
Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
- Tanda
Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
· Dalam
penomoran kode surat.
· Sebagai
pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
- Tanda
Penyingkat atau Apostrof ( „)
· Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
· Tanda
Petik Tunggal ( „…‟ )
· Tanda
petik tunggal dipakai :
· Mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
· Mengapit
terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
- Tanda
Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
Tanda petik dipakai :
· Mengapit
kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum.
· Mengapit
judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
· Mengapit
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis
lain.
B. Analisis
Kesalahan Penggunaan Ejaan
Di bawah ini ada beberapa kesalahan :
Di bawah ini ada beberapa kesalahan :
1.
Jurusan
Teknologi pendidikan
2.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui (1). Hubungan antara
pemahaman MediaBelajar dan Pemanfaatan Media Belajar di SMA
Negeri di kota Tuban,
3. Hubungan antara Motivasi Mengajar
pada Guru dengan Pemanfaatan Media Belajar di SMA
Negeri di kota Tuban,
4.
(3). Kekuatan
dan arah hubungan antara tingkat Pemahaman Media Belajar
danMotivasi mengajar para Guru dengan
efektivitas Pemanfaatan Media Belajar di SMA Negeri
di kota Tuban.
5.
Populasi
penelitian ini adalah guru SMA Negeri di kota Tuban, karena
populasi penelitian ini sedikit, maka dalam penelitian ini tidak
meneliti sampel tetapi meneliti populasi.
Analisis dari beberapa kesalahan
tersebut adalah:
1.
Kesalahan yang
terdapat pada data pertama terletak pada kesalahan penulisan huruf.
Mengapa
salah?
Penulisan
nama jurusan yang merupakan institusi, huruf awalnya harus ditulis dengan huruf
kapital.
2.
Kesalahan yang
terdapat pada data kedua adalah sebagai berikut.
-
Penggunaan kata
untuk
-
Tidak adanya
tanda baca titik (:) setelah kata mengetahui.
-
Tidak adanya
tanda baca titik dua (:)
-
Penggunaan tanda
titik (.) setelah (1).
-
Kesalahan juga
terdapat pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Hubungan,Media,
Belajar, dan Pemanfaatan.
-
Penulisan kota
menggunakan huruf kecil pada awal katanya.
Mengapa
salah?
Penggunaan
kata untuk menjadikan kalimat tersebut pleonastis. Penggunaan
katabertujuan saja sudah cukup.
-
Karena kalimat
tersebut merupakan kalimat pemerian.
-
Hal tersebut
salah karena pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
-
Kalimat yang
mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi sebaiknya
digunakan huruf kecil.
-
Nama
tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan
huruf kapital pada awal katanya.
3.
Kesalahan yang
terdapat pada data nomor tiga adalah sebagai berikut.
- Penggunaan
tanda titik (.) setelah (2).
- Kesalahan
pemakaian antara dan dengan.
- Kesalahan
juga terdapat pada penggunaan huruf kapital pada awal
kata Hubungan,Motivasi, Mengajar, Guru, Pemanfaatan
Media, dan Belajar.
- Penulisan
kota menggunakan huruf kecil pada awal katanya.
Mengapa
salah?
Hal
tersebut salah karena pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
- Kata antara memiliki
pasangan tetap dan. Jadi, kata tersebut tidak cocok dipasangkan
dengan kata dengan.
- Kalimat
yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi tidak
perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
- Nama
tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan
huruf kapital pada awal katanya.
4.
Kesalahan yang
terdapat pada data nomor empat adalah sebagai berikut.
- Penggunaan
tanda titik (.) setelah (3) .
- Kesalahan
pada penggunaan huruf kapital pada awal kata Kekuatan, Pemahaman, Media,
Belajar, Motivasi, Guru, dan Pemanfaatan.
- Penulisan kota harus
diawali dengan huruf kapital karena diikuti nama kotanya.
Mengapa
salah?
- Karena
pemakaian tanda kurung (( )) saja sudah cukup.
- Kalimat
yang mengandung kata-kata tersebut bukan merupakan sebuah judul, jadi tidak
perlu ditulis dengan huruf kapital pada awal katanya.
- Nama
tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan
huruf kapital.
5.
Kesalahan yang
terdapat pada data nomor lima adalah sebagai berikut.
- Penulisan kota yang
diawali dengan huruf kecil.
- Kalimat
yang panjang dan tidak jelas.
- Penggunaan
kata dalam.
- Penggunaan
kata penelitian.
Mengapa
hal tersebut salah?
- Nama
tempat/geografis yang langsung diikuti nama tempatnya harus ditulis dengan
huruf kapital.
- Sebaiknya
dijadikan sebuah kalimat baru agar tidak terlalu panjang dan lebih enak dibaca.
- Karena
ide/gagasan yang dikandung kalimat berikutnya berbeda. Sebaiknya kalimat
tersebut dipecah menjadi dua kalimat sehingga batas-batas ide/gagasan dalam
kalimat tersebut jelas. Untuk itu tanda koma di
belakang Boyolali sebaiknya diganti dengan tanda titik dan
kata karena diawali dengan huruf kapital.
- Penggunaan
kata dalam membuat kedudukan subjek dalam kalimat tersebut menjadi
tidak jelas.
- Karena
yang bisa meneliti adalah peneliti bukan penelitian. Oleh karena itu
katapeneltiian sebaiknya diganti dengan penelitian.
C. Revisi
Kesalahan Penggunaan Ejaan
Revisi dari beberapa kesalahan tersebut
adalah:
1. Jurusan
Teknologi Pendidikan
2. Penelitian
ini bertujuan mengetahui: (1) hubungan antara pemahaman media belajar dan
pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Tuban,
3. (2) hubungan antara motivasi mengajar pada
guru dan pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Tuban,
4. (3) kekuatan dan arah hubungan antara
tingkat pemahaman media belajar dan motivasi mengajar para guru dengan
efektivitas pemanfaatan media belajar di SMA Negeri di Kota Tuban.
5. Populasi
penelitian ini adalah guru SMA Negeri di Kota Tuban. Karena populasi
penelitian ini sedikit, maka peneliti tidak meneliti sampel tetapi meneliti
populasi.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat tampak seperti hal yang lumrah terjadi di tempat-tempat umum. Data di atas hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya kesalahan yang terdapat tempat umum. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata.
Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat tampak seperti hal yang lumrah terjadi di tempat-tempat umum. Data di atas hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya kesalahan yang terdapat tempat umum. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca, kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata.
Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas
apabila kita menganalisis dan mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah
yang berlaku. Berbahasa tidak hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya
dimengerti). Namun, sebagai bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal
yang tidak boleh dikesampingkan. Jadi, setiap kalimat yang dibangun harus
memenuhi syarat gramatikal.
B. Saran
Berdasarkan
makalah diatas, perlu adanya peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai dengan
kaidah EYD. Tujuannya agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah
dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sugihastuti, dkk. 2006.
Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Finoza, Lamudin. 1993. Komposisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Alwi, Hasan. Dkk. 2003.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka.
LAMPIRAN
Terimakasih ka, sangat membantu 😊
BalasHapusTerimakasih sangat membantu.
BalasHapusMy blog
Izin copas ya untuk tugaa sekaligus utk beajar,link webnya in syaa Allah akan dicantumkan...
BalasHapusThank you 😁
BalasHapusalhamdulillah sangat membantu,terimakasih
BalasHapus